REMBESAN URIN - Abdi Waluyo Hospital
Januari 27, 2022

REMBESAN URIN

Editor RS Abdi Waluyo

Written by:  dr. Alexandra Francesca Chandra, MRes


Rembesan urin, adalah masalah medis, di mana keluarnya urin tidak dapat Anda kendalikan. Contohnya adalah apabila urin keluar saat sedang batuk atau bersin. Banyak orang beranggapan rembesan urin itu normal terjadi seiring bertambahnya usia. Namun perlu diketahui bahwa rembesan urin adalah masalah medis yang dapat dikelola dan diobati.1-3

Jika dibiarkan, rembesan urin dapat mempengaruhi kehidupan emosional, psikologis dan sosial. Banyak orang yang dengan rembesan urin menjadi tidak nyaman dalam beraktivitas sehari-hari dan sering bolak-balik ke toilet.

Jenis Rembesan Urin

  1. Ada beberapa jenis rembesan urin, meliputi:2
    1. Stress incontinence : rembesan urin saat terdapat tekanan pada kandung kemih, seperti saat batuk, bersin, tertawa, atau mengangkat beban berat
    2. Urge incontinence : rembesan urin akibat adanya urge / desakan mendadak untuk berkemih. Hal ini membuat seseorang sering bolak-balik ke toilet, termasuk di malam hari.
    3. Overflow incontinence : rembesan urin menetes akibat buang air kecil yang tidak tuntas
    4. Functional incontinence : rembesan urin akibat adanya gangguan fisik yang menghambat anda ke toilet tepat waktu, misalnya adanya artritis sehingga tidak bisa membuka celana cukup cepat.
    5. Mixed incontinence : gabungan dari lebih dari satu jenis rembesan urin. Kombinasi tersering adalah stress incontinence dan urge incontinence.

Faktor Risiko

Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko terjadinya rembesan urin:2,3

  1. Gender – wanita lebih sering, hal ini terkait kehamilan, persalinan, dan menopause. Meskipun pria dengan masalah prostat juga berisiko.
  2. Usia – lansia lebih sering karena proses penuaan pada otot kandung kemih dapat menurunkan kapasitas tampungnya serta lebih sering terjadi kontraksi otot secara involunter
  3. Riwayat keluarga – risiko meningkat apabila ada keluarga yang mengalami rembesan urin
  4. Berat badan – berat badan berlebih akan meningkatkan tekanan di kandung kemih dan otot sekitarnya sehingga menyebabkan keluarnya urin saat batuk / bersin
  5. Kehamilan – perubahan hormonal dan meningkatnya usia kehamilan meningkatkan risiko rembesan urin
  6. Cara persalinan – cara persalinan normal dan jumlah anak yang lebih banyak meningkatkan risiko rembesan urin
  7. Pembesaran / kanker prostat – akibat masalah pembesaran prostat itu sendiri ataupun akibat efek samping dari terapi untuk kanker prostat
  8. Obstruksi – adanya hambatan pada saluran kemih baik oleh tumor ataupun batu
  9. Rokok – perilaku merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya rembesan urin
  10. Penyakit lain – risiko meningkat pada penderita diabetes atau gangguan syaraf

Penyebab Rembesan Urin

Penyebab rembesan urin sesaat:3

  • Minuman: Alkohol, kafein, soda, sparkling
  • Makanan: coklat, cabai, makanan tinggi akan gula / asam, buah golongan citrus
  • Pemanis buatan
  • Vitamin C dosis tinggi
  • Obat-obatan: beberapa obat darah tinggi, muscle relaxant, dan sedative
  • Masalah medis: infeksi saluran kemih, konstipasi

Penyebab rembesan urin persisten:3

  • Penuaan dan menopause
  • Kehamilan dan persalinan
  • Pembesaran prostat / kanker prostat
  • Obstruksi saluran kemih, baik oleh tumor maupun batu
  • Gangguan syaraf (multiple sclerosis, Parkinson, stroke, tumor otak, atau cedera tulang belakang)

Pencegahan Rembesan Urin

Berikut beberapa cara mencegah rembesan urin:3

  • Jaga berat badan sehat (tidak berlebih, tidak kurang)
  • Latihan otot panggul
  • Hindari minuman beralkohol, kafein, dan makanan tinggi gula / asam
  • Berhenti merokok
  • Lebih banyak makan makanan berserat

Tatalaksana Rembesan Urin

  • Kateter dan kantong urin (urine bag) – menggunakan selang kateter yang menghubungkan kandung kemih dengan kantong urin agar pasien bisa bebas beraktivitas sehari-hari dan tidak terganggu dengan rembesan urin2
  • HIFEM (High-Intensity Focused Electro-Magnetic) – terapi baru menggunakan teknologi elektromagnetik yang disalurkan untuk menstimulasi jaringan neuromuskular dan memperkuat otot lantai pelvis secara non-invasif. Modalitas baru ini terbukti aman dan efektif dalam menatalaksana rembesan urin.1

Unduh Brosur


Sumber

  1. Samuels JB, Pezzella A, Berenholz J, Alinsod R. Safety and Efficacy of a Non-Invasive High-Intensity Focused Electromagnetic Field (HIFEM) Device for Treatment of Urinary Incontinence and Enhancement of Quality of Life. Lasers Surg Med. 2019;51(9):760-766.
  2. Urology Care Foundation. Urinary Incontinence. [Internet] Cited on 20 Jan 2022. Available from: https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/u/urinary-incontinence.
  3. Mayo Clinic. Urinary Incontinence. [Internet] Cited on 20 Jan 2022. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-incontinence/symptoms-causes/syc-20352808.

 

 

Chat with us