By : Geraldus Sigap
Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS) adalah terobosan dalam dunia bedah jantung modern. Teknik ini memungkinkan pasien menjalani operasi jantung dengan sayatan kecil, minim risiko, dan waktu pemulihan yang jauh lebih cepat dibandingkan operasi terbuka konvensional.
Apa Itu Minimally Invasive Cardiac Surgery?
MICS adalah prosedur operasi jantung yang dilakukan melalui sayatan kecil (biasanya 3–5 cm) di antara tulang rusuk, tanpa membelah tulang dada. Dengan bantuan teknologi kamera dan instrumen khusus, dokter dapat memperbaiki kelainan jantung secara presisi tanpa trauma besar pada tubuh.
Keunggulan MICS Dibanding Operasi Jantung Konvensional
- Sayatan kecil: Luka operasi lebih kecil dan estetis.
- Risiko infeksi lebih rendah: Karena tidak memotong tulang dada.
- Waktu pemulihan lebih cepat: Pasien bisa kembali beraktivitas lebih awal.
- Durasi rawat inap lebih singkat: Umumnya 3–5 hari pascaoperasi.
- Nyeri lebih ringan dan kebutuhan obat pereda nyeri lebih sedikit.
Siapa yang Bisa Menjalani MICS?
Tidak semua kasus jantung bisa dilakukan dengan metode MICS. Namun, beberapa kondisi berikut umumnya cocok untuk prosedur ini:
- Penyakit katup jantung (mitral valve repair/replacement)
- Atrial septal defect (ASD)
- Tumor jinak jantung (myxoma)
- Bypass arteri koroner tertentu (minimally invasive CABG)
Evaluasi menyeluruh oleh dokter spesialis jantung dan bedah toraks sangat penting untuk menentukan apakah Anda kandidat yang tepat.
Prosedur MICS: Aman dan Dipantau Ketat
MICS dilakukan di ruang operasi khusus dengan teknologi canggih. Pasien tetap dalam pengawasan intensif oleh tim multidisiplin yang terdiri dari dokter bedah jantung, ahli anestesi, perawat bedah, dan tim ICU. Keselamatan pasien tetap menjadi prioritas utama. Kerusakan jantung tidak selalu memerlukan operasi besar. Dengan perkembangan teknologi, pasien kini memiliki opsi yang lebih aman dan nyaman. Jangan abaikan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau mudah lelah.
Sebelum tindakan operasi jantung secara minimal invasif dilakukan, pasien harus menjalani rangkaian pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan bahwa MICS adalah pilihan terbaik. Di RS Abdi Waluyo, semua tahapan ini dapat dilakukan dalam satu tempat secara efisien dan terintegrasi, sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke fasilitas lain.
Beberapa pemeriksaan penting meliputi:
- MSCT Jantung (Multislice CT Scan): untuk mendapatkan gambaran detail anatomi pembuluh darah jantung dan tingkat penyumbatan. Ini sangat penting untuk menilai apakah tindakan dapat dilakukan secara kateterisasi atau perlu pembedahan.
- Nuclear Scanning (Scintigrafi Miokard): digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik otot jantung berfungsi dan bagian mana saja yang kekurangan pasokan darah. Ini membantu tim dokter dalam menentukan risiko dan manfaat dari operasi dibandingkan dengan pendekatan lainnya.
- Tes Fungsi Paru (Pulmonary Function Test): dilakukan untuk memastikan kapasitas paru-paru pasien cukup baik untuk menjalani prosedur anestesi umum dan proses pemulihan pascaoperasi.
Tim spesialis kardiovaskular di RS Abdi Waluyo juga mengikuti pendekatan hati-hati dan holistik sebelum memutuskan untuk melakukan operasi. Biasanya, opsi kateterisasi akan diupayakan terlebih dahulu sebagai metode yang lebih konservatif. Bila ternyata tidak memungkinkan, maka barulah tim akan menyarankan prosedur pembedahan seperti CABG (Coronary Artery Bypass Graft), termasuk dengan teknik MICS jika pasien memenuhi kriteria.
Seluruh tahapan ini menunjukkan pentingnya proses persiapan sebelum operasi, yang bertujuan untuk memastikan akurasi diagnosis dan efektivitas tatalaksana dan semuanya dapat dilakukan secara terpadu di RS Abdi Waluyo sebagai one-stop cardiac care center.
Pentingnya Skrining dan Persiapan Sebelum MICS
Keberhasilan MICS sangat bergantung pada evaluasi dan persiapan menyeluruh sebelum tindakan. RS Abdi Waluyo menyediakan fasilitas penunjang paling lengkap untuk mendukung prosedur ini, mulai dari teknologi Cathlab angiografi terbaru, MSCT, nuclear scanning, tes fungsi paru, hingga dukungan dari berbagai spesialisasi medis lainnya untuk memastikan keamanan optimal selama dan setelah operasi. Pendekatan menyeluruh ini memastikan pasien mendapatkan perawatan yang terpadu dan pemulihan yang lebih cepat.
Perlu diketahui, bahwa dr. M. Alfa Ferry Santoso, MD, FRCS, FCS, Sp.BTKV, FIHA adalah pelopor prosedur Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS) pertama di Indonesia, dan kini menjadi beliau merupakan tim spesialis jantung dan bedah toraks di RS Abdi Waluyo. Pengalaman beliau menjadi jaminan bahwa pasien berada di tangan yang terpercaya.
Segera konsultasikan kondisi Anda dengan tim dokter Spesialis Jantung dan Bedah Toraks RS Abdi Waluyo. Hubungi kami di 021-3144989 atau buat janji online melalui link https://wa.link/rsabdiwaluyo.
FAQ
- Apa bedanya MICS dengan operasi jantung konvensional?
MICS dilakukan melalui sayatan kecil (3–5 cm) tanpa membuka tulang dada secara penuh, berbeda dengan operasi jantung terbuka yang memerlukan pembelahan sternum. Prosedur ini lebih minim nyeri, waktu rawat inap lebih singkat, dan pemulihan lebih cepat.
- Apakah semua pasien jantung bisa menjalani MICS?
Tidak semua kasus bisa ditangani dengan MICS. Pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan seperti angiografi, MSCT, atau tes fungsi paru untuk menentukan apakah mereka kandidat yang cocok.
- Apakah MICS lebih aman dibanding operasi jantung biasa?
Dengan pemilihan pasien yang tepat dan tim bedah berpengalaman, MICS terbukti memiliki tingkat keberhasilan tinggi dan risiko komplikasi yang rendah. Persiapan dan pemantauan ketat sangat penting.
- Berapa lama waktu pemulihan setelah MICS?
Umumnya pasien bisa kembali beraktivitas ringan dalam 1–2 minggu setelah prosedur, dan pemulihan total berlangsung sekitar 4–6 minggu, lebih cepat dibandingkan operasi terbuka.
Referensi :
- Dieberg, G., Smart, N. A., & King, N. (2016). Minimally invasive cardiac surgery: A systematic review and meta-analysis. International journal of cardiology, 223, 554–560. https://doi.org/10.1016/j.ijcard.2016.08.227
- Salenger, R., Lobdell, K., & Grant, M. C. (2024). Update on minimally invasive cardiac surgery and enhanced recovery after surgery. Current opinion in anaesthesiology, 37(1), 10–15. https://doi.org/10.1097/ACO.0000000000001322
- Langer, N. B., & Argenziano, M. (2016). Minimally Invasive Cardiovascular Surgery: Incisions and Approaches. Methodist DeBakey cardiovascular journal, 12(1), 4–9. https://doi.org/10.14797/mdcj-12-1-4