Skrining Kanker Payudara: Langkah Penting Deteksi Dini yang Bisa Selamatkan Nyawa - Abdi Waluyo Hospital
November 14, 2025

Skrining Kanker Payudara: Langkah Penting Deteksi Dini yang Bisa Selamatkan Nyawa

rsaw

By : Geraldus Sigap


Kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia. Namun, dengan deteksi dini melalui skrining, peluang untuk sembuh dan bertahan hidup meningkat secara signifikan. Sayangnya, masih banyak perempuan yang belum menyadari pentingnya pemeriksaan rutin, terutama jika tidak merasakan gejala apa pun.

Kenapa Skrining Kanker Payudara Penting?

Skrining kanker payudara bertujuan mendeteksi adanya kelainan atau perubahan jaringan di payudara sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul. Deteksi dini memungkinkan pengobatan lebih cepat, lebih ringan, dan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

  • Beberapa manfaat utama skrining:
  • Mendeteksi kanker sejak stadium awal
  • Meningkatkan angka harapan hidup
  • Mengurangi kebutuhan akan pengobatan agresif (seperti kemoterapi)
  • Menekan angka kematian akibat kanker payudara

Salah satu metode deteksi dini yang disarankan adalah SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis oleh Tenaga Kesehatan). SADANIS dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan yang mencurigakan di payudara. Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal kanker yang mungkin luput saat melakukan pemeriksaan sendiri (SADARI).

Siapa yang Perlu Menjalani Skrining dan Kapan?

Skrining sebaiknya dilakukan secara rutin oleh semua perempuan, terutama yang memiliki faktor risiko berikut:

  • Usia di atas 40 tahun
  • Riwayat kanker payudara dalam keluarga
  • Pernah mengalami perubahan pada jaringan payudara (benjolan, keluarnya cairan dari puting, atau perubahan kulit)
  • Riwayat terapi hormonal jangka panjang

Rekomendasi umum:

  • Usia 20–39 tahun: Pemeriksaan payudara klinis setiap 3 tahun
  • Usia 40 tahun ke atas: Mammografi setiap 1–2 tahun, tergantung risiko

Bagi perempuan berusia di atas 40 tahun, SADANIS sebaiknya dilakukan setahun sekali, idealnya bertepatan dengan hari ulang tahun sebagai pengingat rutin. Langkah sederhana ini dapat membantu mendeteksi kanker secara lebih dini, ketika peluang sembuh masih sangat tinggi.

Metode Skrining Kanker Payudara

Ada beberapa metode skrining yang umum dilakukan di rumah sakit:

  • Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS): Dilakukan oleh tenaga medis profesional
  • USG Payudara (Ultrasonografi): Cocok untuk wanita muda dengan jaringan payudara padat
  • Mammografi: Standar emas skrining untuk wanita usia 40 tahun ke atas
  • MRI Payudara: Untuk pasien dengan risiko tinggi atau hasil skrining yang tidak jelas

Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, cepat, dan tidak menyakitkan.

Jangan Tunggu Gejala Muncul

Banyak penderita kanker payudara baru mengetahui kondisinya setelah muncul benjolan atau rasa nyeri. Padahal, kanker bisa tumbuh diam-diam selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat penting, bahkan jika Anda merasa sehat.

Di RS Abdi Waluyo, Anda bisa melakukan seluruh tahapan pemeriksaan secara terintegrasi dan efisien, mulai dari konsultasi dengan dokter spesialis bedah onkologi, radiologi, hingga pemeriksaan lanjutan seperti USG, mammografi digital, dan MRI payudara. Kami juga menyediakan layanan lanjutan jika ditemukan kelainan, seperti biopsi dengan panduan USG/mammografi, serta penanganan oleh tim multidisiplin untuk hasil terbaik. Konsultasikan kesehatan Anda dengan menghubungi tim dokter spesialis Bedah Onkologi dan Radiologi di RS Abdi Waluyo melalui 021-3144989 atau buat janji online sekarang juga.

FAQ

  1. Kapan sebaiknya saya mulai melakukan skrining kanker payudara?

Skrining bisa dimulai sejak usia 20 tahun dengan pemeriksaan payudara mandiri (SADARI) secara rutin. Pemeriksaan klinis oleh tenaga medis (SADANIS) disarankan setiap 3 tahun untuk usia 20–39 tahun, dan mammografi tahunan disarankan sejak usia 40 tahun.

  1. Apa saja metode skrining kanker payudara yang tersedia?

Metode yang umum digunakan meliputi:

  • Pemeriksaan fisik oleh dokter
  • USG payudara
  • Mammografi
  • MRI payudara (untuk risiko tinggi)
  1. Apakah mammografi aman dan menyakitkan?

Mammografi adalah prosedur aman, cepat, dan minim risiko, meski mungkin menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman akibat tekanan pada payudara. Namun, manfaat deteksi dini jauh lebih besar dibanding rasa tidak nyaman sementara tersebut.

  1. Saya tidak punya riwayat keluarga dengan kanker payudara, apakah saya tetap perlu skrining?

Ya. Sebagian besar kasus kanker payudara justru terjadi pada wanita tanpa riwayat keluarga. Oleh karena itu, skrining tetap penting dilakukan secara berkala.


Referensi:

  1. Tomlinson-Hansen SE, Budh DP, Sapra A. Breast Cancer Screening in the Average-Risk Patient. [Updated 2024 Oct 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556050/
  2. Ren, W., Chen, M., Qiao, Y., & Zhao, F. (2022). Global guidelines for breast cancer screening: A systematic review. Breast (Edinburgh, Scotland), 64, 85–99. https://doi.org/10.1016/j.breast.2022.04.003
Chat with us