Kanker Ovarium: Deteksi Dini dan Pemeriksaan Lanjut dengan Histeroskopi & Kolposkopi - Abdi Waluyo Hospital
Juni 12, 2025

Kanker Ovarium: Deteksi Dini dan Pemeriksaan Lanjut dengan Histeroskopi & Kolposkopi

rsaw

By : Geraldus Sigap


Kanker ovarium sering disebut sebagai “silent killer” karena gejalanya yang samar dan baru terdeteksi saat stadium lanjut. Namun, dengan kesadaran dan pemeriksaan yang tepat, peluang deteksi dini bisa meningkat signifikan. Salah satunya melalui histeroskopi dan kolposkopi, dua prosedur penting dalam evaluasi kondisi sistem reproduksi wanita.

Apa Itu Kanker Ovarium?

Kanker ovarium adalah pertumbuhan sel abnormal yang berasal dari jaringan ovarium (indung telur). Kanker ini bisa menyebar dengan cepat ke organ di sekitarnya jika tidak ditangani sejak dini.

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian akibat kanker ginekologis tertinggi pada wanita. Sayangnya, banyak pasien datang saat sudah stadium lanjut karena gejalanya kerap tidak spesifik.

Gejala Kanker Ovarium yang Sering Diabaikan

Berikut beberapa gejala kanker ovarium yang perlu diwaspadai, terutama jika berlangsung terus-menerus:

  • Kembung atau perut terasa penuh
  • Nyeri panggul atau nyeri perut bawah
  • Sering buang air kecil
  • Perubahan nafsu makan atau cepat kenyang
  • Perubahan siklus haid
  • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas

Jika Anda mengalami gejala seperti di atas selama lebih dari dua minggu, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.

 

Pemeriksaan Penunjang untuk Deteksi Dini

Deteksi dini kanker ovarium dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan penunjang, terutama jika ada gejala mencurigakan atau riwayat keluarga.

Beberapa pemeriksaan yang umum digunakan:

  1. USG Transvaginal

Untuk melihat struktur ovarium dan mendeteksi adanya massa atau kista mencurigakan.

  1. Tes Penanda Tumor (CA-125)

Digunakan untuk menilai kadar protein tertentu yang sering meningkat pada pasien kanker ovarium. Namun, bukan satu-satunya penentu diagnosis.

  1. CT Scan atau MRI

Digunakan untuk melihat sejauh mana penyebaran kanker di dalam rongga perut atau organ lain.

 

Peran Histeroskopi dan Kolposkopi dalam Evaluasi Lanjut

Meskipun kanker ovarium berasal dari indung telur, dokter juga akan mengevaluasi kondisi organ reproduksi lainnya untuk memastikan tidak ada kelainan lain yang menyertai.

 

Histeroskopi

Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat optik kecil ke dalam rahim melalui vagina untuk melihat langsung kondisi dinding rahim. Histeroskopi berguna untuk mendeteksi kelainan pada rahim yang mungkin berhubungan atau menyerupai gejala kanker ovarium, seperti perdarahan abnormal.

 

Kolposkopi

Kolposkopi dilakukan untuk memeriksa leher rahim (serviks) secara visual dengan pembesaran. Prosedur ini bermanfaat bila ada kecurigaan kelainan serviks yang mungkin berkaitan dengan gejala atau sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh sistem reproduksi wanita.

Kedua prosedur ini bersifat diagnostik dan dapat membantu dokter menentukan apakah perlu dilakukan tindakan lanjutan seperti biopsi atau operasi.

Siapa yang Perlu Waspada?

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena kanker ovarium antara lain:

  • Riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau payudara
  • Usia di atas 50 tahun
  • Tidak pernah hamil
  • Endometriosis
  • Penggunaan terapi hormon jangka panjang
  • Riwayat mutasi gen BRCA1/BRCA2

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter spesialis kandungan jika Anda mengalami gejala mencurigakan, terutama jika disertai faktor risiko. Wanita sebaiknya mulai lebih waspada terhadap kanker ovarium sejak usia 40 tahun, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau kanker payudara. Pemeriksaan rutin ke dokter kandungan, USG transvaginal tahunan (bagi yang berisiko tinggi), dan diskusi terbuka tentang gejala yang dialami sangat disarankan setelah memasuki usia perimenopause atau pascamenopause.

 

Pemeriksaan lebih dini akan meningkatkan peluang deteksi sebelum kanker menyebar luas. Tim dokter spesialis kandungan dan onkologi di RS Abdi Waluyo siap membantu Anda dalam evaluasi dan penanganan gangguan ginekologis, termasuk kanker ovarium. Hubungi kami di 021-3144989 atau kunjungi layanan Klinik Onkologi Ginekologi kami untuk informasi lebih lanjut.

 

FAQ

 

Apa itu kanker ovarium?

Kanker ovarium adalah jenis kanker yang berasal dari indung telur (ovarium), sering kali berkembang tanpa gejala jelas dan baru terdeteksi saat stadium lanjut.

Apa saja gejala awal kanker ovarium?

Gejalanya antara lain kembung berkepanjangan, nyeri perut atau panggul, sering buang air kecil, cepat kenyang, atau gangguan siklus haid.

Siapa yang berisiko terkena kanker ovarium?

Wanita usia di atas 50 tahun, yang tidak pernah hamil, memiliki riwayat keluarga kanker ovarium atau payudara, atau memiliki mutasi gen BRCA1/BRCA2 berisiko lebih tinggi.

Apakah histeroskopi dan kolposkopi bisa mendiagnosis kanker ovarium?

Keduanya bukan untuk mendiagnosis langsung kanker ovarium, tetapi membantu menyingkirkan kelainan lain di rahim dan serviks yang memiliki gejala serupa, sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh.

Tes apa yang paling akurat untuk deteksi dini kanker ovarium?

USG transvaginal, tes CA-125, dan CT scan adalah kombinasi pemeriksaan yang umum digunakan. Diagnosis pasti ditegakkan melalui pemeriksaan jaringan (biopsi).

Kapan saya perlu melakukan pemeriksaan ke dokter?

Jika mengalami gejala mencurigakan lebih dari dua minggu, terutama jika disertai faktor risiko, sebaiknya segera konsultasi ke dokter kandungan.


Resource :

  1. Liberto JM, Chen S-Y, Shih I-M, Wang T-H, Wang T-L, Pisanic TR. Current and Emerging Methods for Ovarian Cancer Screening and Diagnostics: A Comprehensive Review. Cancers 2022;14(12):2885.
  2. Gizzo S, Noventa M, Quaranta M, et al. A novel hysteroscopic approach for ovarian cancer screening/early diagnosis. Oncol Lett 2017;13(2):549–553.
Chat with us