Makanan Apa Saja yang Baik Dikonsumsi untuk Wanita yang Berencana Hamil? - Abdi Waluyo Hospital
Mei 22, 2024

Makanan Apa Saja yang Baik Dikonsumsi untuk Wanita yang Berencana Hamil?

rsaw

Oleh:  Thalia Kaylyn Averil


Peluang seorang wanita untuk hamil dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsinya sehingga penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi. Sebelum hamil, seorang wanita sebaiknya mencapai dan mempertahankan berat badan ideal, mengikuti pola makan seimbang, aktif secara fisik, dan menghindari zat-zat berbahaya dengan berhenti merokok dan tidak mengonsumsi makanan yang mengandung pengawet dan pewarna. Nutrisi harus tercukupi sebelum kehamilan karena dapat memengaruhi kesehatan ibu dan pertumbuhan serta perkembangan bayi selama kehamilan.

 

Berat badan yang ideal harus dicapai dan dipertahankan sebelum kehamilan karena merupakan salah satu faktor yang penting untuk kesehatan bayi di masa depan. Indeks massa tubuh (IMT) ibu sebaiknya berada di antara 20 dan 25 untuk mengurangi risiko komplikasi yang dapat terjadi, seperti berat badan lahir rendah, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita dengan IMT yang berada di bawah 20 dapat mengurangi kesuburan, tetapi masih dapat hamil. Meningkatkan asupan kalori, meningkatkan ukuran porsi, dan mengonsumsi camilan yang bergizi dapat membantu menambah berat badan. Namun, hal tersebut harus terkontrol agar berat badan tidak berlebih. Di lain sisi, wanita dengan IMT lebih dari 25 dapat memengaruhi siklus ovulasinya, tetapi masih dapat hamil. Sebaiknya, diet untuk menurunkan berat badan dilakukan sebelum kehamilan karena tidak dianjurkan untuk melakukannya selama kehamilan. Sebuah penelitian menemukan bahwa program penurunan berat badan yang disertai dengan aktivitas fisik dapat menghasilkan ovulasi alami dan kehamilan yang sukses. Kelebihan berat badan selama kehamilan juga dapat meningkatkan berbagai macam risiko komplikasi, seperti tingginya angka operasi caesar dan rendahnya angka menyusui setelah melahirkan.

*IMT=(berat badan dalam kg)/(tinggi badan dalam meter)2

 

Selain itu, pola makan juga dapat memengaruhi fertilitas wanita. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pola makan dengan lemak trans, karbohidrat olahan, dan tambahan gula tinggi dapat menurunkan kesuburan. Di sisi lain, pola makan Mediterania yang banyak mengandung serat, asam lemak omega 3, protein nabati, vitamin, dan mineral, dapat bermanfaat bagi kesuburan wanita. Pola makan ini banyak mengonsumsi buah (contoh: buah citrus dan beri), sayur (contoh: bayam, kangkung, brokoli, kubis, selada dan lobak), kacang-kacangan (contoh: kenari), biji-bijian utuh (contoh: roti gandum, nasi merah, sereal), minyak zaitun, produk susu rendah lemak, unggas, ikan, sekaligus membatasi asupan daging merah dan makanan manis. Berikut adalah pola makan Mediterania yang dapat diikuti untuk meningkatkan kesuburan:

  • Mengurangi asupan makanan dengan indeks glikemik tinggi. Produk dengan indeks glikemik tinggi berpotensi menyebabkan resistensi insulin, dislipidemia, dan stres oksidatif, yang dapat berdampak negatif pada kesuburan dan fungsi ovarium. Makanan yang direkomendasikan adalah buah, sayur, dan biji-bijian utuh.
  • Lemak berperan penting dalam kesuburan. Sebuah studi menemukan bahwa pola makan tinggi lemak dapat memengaruhi fungsi reproduksi dengan memengaruhi konsentrasi hormon-hormon reproduksi. Kualitas lemak yang dikonsumsi lebih penting daripada kuantitasnya. Mengurangi asupan asam lemak trans (TFA) dan meningkatkan konsumsi asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) dari sumber-sumber seperti minyak ikan, minyak lobak, minyak biji rami, minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat memberikan dampak positif terhadap kesuburan. Selain itu, asam lemak omega-3 (ɷ-3 FA) dari ikan atau suplemen sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan pematangan oosit, mengurangi risiko anovulasi atau sel telur yang gagal matang, dan meningkatkan konsentrasi salah satu hormon reproduksi, yaitu progesteron. Di lain sisi, makanan yang mengandung asam lemak trans (TFA) harus dikurangi, seperti biskuit, kue, margarin, dan kentang goreng.
  • Meningkatkan konsumsi protein nabati dan mengurangi asupan protein hewani dapat berdampak positif pada kesuburan. Konsumsi protein nabati dikaitkan dengan peningkatan kesuburan, sedangkan konsumsi protein hewani dikaitkan dengan risiko infertilitas yang lebih tinggi karena masalah ovulasi. Sumber protein yang direkomendasikan antara lain kacang-kacangan (contoh: tempe), ikan, daging tanpa lemak, dan telur.
  • Memasukkan susu rendah lemak dan produk susu fermentasi ke dalam pola makan dianjurkan untuk meningkatkan kesuburan. Namun, produk susu tinggi lemak sebaiknya dihindari karena dapat berdampak negatif terhadap kesuburan.
  • Mengonsumsi asam folat dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan, terutama yang dikombinasikan dengan vitamin B12. Asam folat dapat ditemukan pada makanan seperti sayuran hijau (contoh: bayam, kangkung, brokoli), telur, dan unggas.
  • Dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin D yang bisa diperoleh dari sumber seperti ikan, telur, keju, susu, dan produk olahan susu.
  • Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara spesies oksigen reaktif (ROS) dan antioksidan. Stres oksidatif dapat menyebabkan infertilitas sehingga penting untuk mengonsumsi antioksidan. Vitamin C, vitamin E, dan vitamin A merupakan contoh dari antioksidan. Antioksidan dapat ditemukan dalam buah (contoh: stroberi, bluberi, raspberi), sayur, minyak sayur, dan rempah-rempah (contoh: kayu manis).

 

Namun, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan ahli gizi jika Anda sedang merencanakan kehamilan karena Anda bisa mendapatkan panduan yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan pribadi Anda.


Referensi:

  1. Aptamil. Foods to eat when trying to conceive [Internet]. Wiltshire: Aptamil; date of publication unknown [Reviewed 2016 Jul 4] [cited 2023 Apr 23]. Available from: https://www.aptaclub.co.uk/pregnancy/conception/what-to-eat-conception.html#accordion-17879c6d0e-item-2813a09345
  2. Clark AM, Thornley B, Tomlinson L, Galletley C, Norman RJ. Weight loss in obese infertile women results in improvement in reproductive outcome for all forms of fertility treatment. Hum Reprod. 1998 Jun;13(6):1502-5. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9688382/
  3. Abdelmaboud MO, Ryan H, Hession M, Avalos G, Morrison JJ. Moderate and extreme maternal obesity. Ir Med J. 2012 May;105(5):146-8. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22803493/
  4. Skoracka K, Ratajczak AE, Rychter AM, Dobrowolska A, Krela-Kaźmierczak I. Female Fertility and the Nutritional Approach: The Most Essential Aspects. Adv Nutr. 2021 Dec 1;12(6):2372-2386. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8634384/
Chat with us