Oleh: Thalia Kaylyn Averil
Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditunjukkan dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi. Pankreas memiliki kumpulan sel yang dinamakan dengan pulau Langerhans. Pulau Langerhans terdiri atas dua jenis sel utama, yaitu sel alfa yang berperan dalam menghasilkan glukagon dan sel beta yang berperan dalam menghasilkan insulin. Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah, sedangkan glukagon berfungsi untuk meningkatkan kadar gula darah. Sel-sel ini akan menyesuaikan jumlah hormon yang dilepaskan berdasarkan kadar gula darah di dalam tubuh. Kadar gula darah yang tidak normal dapat terjadi jika terjadi masalah pada keseimbangan antara insulin dan glukagon.
Dua subtipe utama diabetes melitus adalah diabetes melitus tipe 1 (T1DM) dan diabetes melitus tipe 2 (T2DM). Pada diabetes melitus tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta di pankreas yang berperan dalam menghasilkan insulin. Hal tersebut menyebabkan produksi insulin menjadi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Pada diabetes melitus tipe 2, insulin masih diproduksi, tetapi tubuh menjadi kurang sensitif terhadap efek insulin atau resisten terhadap insulin. Resistensi insulin sering dikaitkan dengan obesitas, penuaan, dan faktor-faktor lainnya. Diabetes melitus tipe 1 seringkali terjadi pada anak-anak atau remaja, sedangkan diabetes melitus tipe 2 sering menyerang orang dewasa atau lansia yang mengalami hiperglikemia berkepanjangan karena gaya hidup dan pola makan yang kurang baik.
Diabetes melitus dapat menyerang banyak organ sehingga membuat pasien berisiko mengalami berbagai komplikasi selama berpuasa, seperti dehidrasi, hipoglikemia atau kadar gula darah rendah, hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi, dan ketoasidosis diabetik (KAD). Namun, puasa dapat menjadi bermanfaat bagi pasien diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2 jika dilakukan dengan tepat, terutama dengan bimbingan dari tenaga kesehatan. Puasa dapat mengurangi risiko hipoglikemia pada pasien diabetes melitus tipe 1, menstabilkan kadar gula darah, dan meningkatkan metabolisme lemak pada pasien diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Puasa juga dapat membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin, mengurangi jumlah glukosa yang dihasilkan tubuh, membantu penurunan berat badan, dan memperbaiki komposisi tubuh.
Berikut adalah tips-tips yang dapat dilakukan selama puasa untuk pasien diabetes melitus:
- Konsultasi dengan tenaga kesehatan
Sebelum puasa, penting untuk konsultasi dengan tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh dan menyesuaikan pola makan serta obat yang dikonsumsi.
- Jangan melewatkan sahur dan makan makanan yang sehat selama sahur
Makan saat sahur penting untuk dilakukan sebelum memulai puasa agar kebutuhan energi untuk menjalani aktivitas sehari-hari dapat tercukupi. Makanan dengan kandungan serat tinggi, seperti sereal, oat, gandum, atau beras merah, dicerna lebih lambat oleh sistem pencernaan sehingga Anda dapat merasa kenyang lebih lama dan memiliki indeks glikemik yang lebih rendah. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan porsi makanan yang mengandung karbohidrat. Buncis dan lentil adalah sumber protein yang baik dan tinggi serat, menggabungkannya dengan buah dan sayur dapat mencegah terjadinya konstipasi. Minum cairan bebas gula dan tanpa kafein yang cukup juga tidak kalah penting untuk dilakukan sebelum puasa untuk mencegah dehidrasi di siang hari.
- Mengecek kadar gula darah selama berpuasa
Penderita diabetes melitus memiliki risiko hipoglikemia yang lebih tinggi selama berpuasa, terutama jika mengonsumsi obat-obatan seperti insulin. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kadar gula darah Anda lebih sering dan mengenali tanda-tanda gula darah rendah seperti disorientasi, mata berair, berkeringat, mudah tersinggung, pandangan kabur, dan gemetar. Jika gula darah Anda turun sampai di bawah 70 mg/dl, sebaiknya Anda membatalkan puasa dengan makan atau minum segera untuk menghindari komplikasi lainnya. Kadar gula darah tinggi dapat terjadi jika Anda tidak melakukan pengobatan rutin, makan makanan manis atau bertepung dalam porsi besar, atau menjadi kurang aktif dari biasanya selama puasa. Gula darah tinggi dapat meningkatkan risiko dehidrasi sehingga menyebabkan pusing dan kelelahan. Jika Anda mengalami gula darah lebih dari >300 mg/dL selama puasa, Anda harus minum air putih dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya ketoasidosis diabetik (KAD). Oleh karena itu, penting untuk membawa makanan dan minuman untuk berjaga-jaga jika kadar gula darah Anda meningkat atau menurun.
- Berbuka puasa dengan makanan sehat
Anda dapat berbuka puasa dengan minum air mineral dan makanan pembuka seperti kurma. Kurma, kudapan yang sering dikonsumsi saat berbuka puasa, adalah makanan yang tinggi serat, tetapi juga kaya akan karbohidrat. Dua buah kurma besar mengandung sekitar 20 gram karbohidrat yang setara dengan sepotong roti berukuran sedang. Oleh karena itu, membatasi jumlah kurma yang dikonsumsi saat berbuka puasa sangat disarankan. Selain itu, konsumsi camilan-camilan manis juga perlu dibatasi karena jumlah yang sedikit dapat meningkatkan kadar gula darah Anda secara signifikan. Minum air mineral atau cairan tanpa gula lainnya adalah pilihan terbaik untuk rehidrasi karena minuman yang tinggi gula dapat membuat Anda lebih haus. Setelah solat magrib, Anda dapat mengonsumsi makanan utama dengan tetap memperhatikan gizi seimbang dan buah.
- Makan dan minum kembali setelah solat isya/taraweh
Agar gula darah tetap stabil, penting untuk makan kembali setelah solat isya/taraweh dengan susu khusus diabetes atau buah kurang lebih 100 gram dan minum air mineral yang cukup.
Berikut adalah tips-tips untuk menunaikan ibadah puasa untuk pasien diabetes, penting untuk diingat bahwa pasien diabetes sebaiknya konsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memulai puasa.
Referensi:
- Sapra A, Bhandari P. Diabetes. [Updated 2023 Jun 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551501/
- Herz D, Haupt S, Zimmer RT, Wachsmuth NB, Schierbauer J, Zimmermann P, Voit T, Thurm U, Khoramipour K, Rilstone S, Moser O. Efficacy of Fasting in Type 1 and Type 2 Diabetes Mellitus: A Narrative Review. Nutrients. 2023 Aug 10;15(16):3525. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10459496/
- Diabetes UK. Diabetes dan Ramadan [Internet]. London: Diabetes UK; date of publication unknown [cited 2024 Mar 19]. Available from: https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/managing-your-diabetes/ramadan
- Ganefi H. Tips puasa untuk penderita diabetes [Internet]. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan; 2023 Apr 4 [cited 2024 Mar 19]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2294/tips-puasa-untuk-penderita-diabetes