By : Geraldus Sigap
Kanker payudara masih menjadi momok menakutkan bagi banyak wanita. Namun, yang lebih berbahaya dari penyakitnya adalah beredarnya mitos yang bisa menunda deteksi dini dan pengobatan yang tepat. Padahal, semakin cepat kanker payudara ditemukan, semakin besar peluang kesembuhan.
Berikut ini beberapa mitos yang paling sering beredar di masyarakat, serta penjelasan fakta medis yang perlu Anda ketahui.
Mitos 1: Kanker Payudara Hanya Terjadi pada Wanita
Faktanya:
Meskipun lebih umum terjadi pada wanita, pria juga bisa mengalami kanker payudara, meski risikonya jauh lebih rendah. Oleh karena itu, pria juga perlu waspada jika merasakan benjolan atau perubahan bentuk pada payudara.
Mitos 2: Jika Tidak Ada Riwayat Keluarga, Saya Tidak Akan Kena Kanker Payudara
Faktanya:
Sekitar 85% kasus kanker payudara terjadi pada wanita tanpa riwayat keluarga. Faktor lain seperti usia, gaya hidup, dan hormon juga memengaruhi risiko. Jadi, siapa pun tetap perlu melakukan skrining rutin, meskipun tidak memiliki riwayat keluarga.
Mitos 3: Benjolan di Payudara Selalu Berarti Kanker
Faktanya:
Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Banyak yang bersifat jinak seperti kista atau fibroadenoma. Namun, semua benjolan tetap perlu diperiksa oleh tenaga medis melalui pemeriksaan klinis dan pencitraan seperti USG atau mamografi.
Mitos 4: Mamografi Bisa Menyebabkan Kanker
Faktanya:
Radiasi dari mamografi sangat kecil dan tidak menyebabkan kanker. Mamografi justru merupakan salah satu alat terbaik untuk mendeteksi kanker payudara secara dini, bahkan sebelum gejala muncul.
Mitos 5: Kanker Payudara Selalu Ditandai dengan Benjolan
Faktanya:
Selain benjolan, kanker payudara juga bisa muncul dalam bentuk perubahan bentuk atau ukuran payudara, kulit seperti kulit jeruk, puting tertarik ke dalam, atau keluarnya cairan yang tidak biasa dari puting. Semua gejala ini harus segera dikonsultasikan ke dokter.
Lakukan Deteksi Dini, Jangan Tunggu Gejala
Untuk wanita yang lebih muda (umumnya di bawah usia 40 tahun), USG payudara merupakan alat skrining pertama yang direkomendasikan karena jaringan payudara mereka biasanya lebih padat sehingga membuat mammografi kurang akurat. Seiring bertambahnya usia, atau pada wanita dengan faktor risiko lebih tinggi, mammografi atau MRI payudara dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari skrining rutin.
Berikut salah satu contoh hasil pemeriksaan mammogram:

Gambar 1. Hasil pemeriksaan mammogram
Mammogram normal: jaringan payudara tanpa massa yang terlihat atau kalsifikasi abnormal.
Mammogram dengan temuan positif: menunjukkan massa yang tidak teratur, kumpulan mikrokalsifikasi, atau distorsi arsitektur yang dapat mengarah pada kecurigaan kanker.
Bagi yang memiliki faktor risiko tinggi, pemeriksaan lanjutan seperti MRI payudara mungkin juga direkomendasikan. Mempercayai mitos bisa menyebabkan keterlambatan diagnosis dan mengurangi peluang pemulihan. Dengan mengetahui fakta-fakta medis yang benar, Anda bisa melindungi diri dan orang tercinta dari risiko yang tidak perlu.
Jika Anda memiliki keluhan terkait payudara, riwayat keluarga kanker, atau ingin memulai skrining rutin, tim dokter spesialis Bedah di RS Abdi Waluyo siap membantu Anda dengan fasilitas skrining dan penunjang yang lengkap dan akurat. Hubungi RS Abdi Waluyo di 021-3144989 atau buat janji online sekarang juga untuk konsultasi dan pemeriksaan lanjutan.
FAQ
- Apakah pria juga bisa terkena kanker payudara?
Ya. Meskipun lebih jarang terjadi, pria tetap memiliki jaringan payudara dan berisiko terkena kanker payudara, terutama jika memiliki riwayat keluarga atau kelainan genetik tertentu.
- Jika tidak ada riwayat keluarga, apakah saya tetap perlu skrining kanker payudara?
Tetap perlu. Sekitar 85% kasus kanker payudara terjadi pada wanita tanpa riwayat keluarga. Skrining rutin tetap penting untuk deteksi dini.
- Apakah semua benjolan di payudara berbahaya?
Tidak selalu. Banyak benjolan bersifat jinak, seperti kista atau fibroadenoma. Namun, semua benjolan sebaiknya diperiksa oleh dokter untuk memastikan penyebabnya.
- Apakah mamografi berbahaya karena radiasi?
Tidak. Mamografi menggunakan radiasi dosis rendah yang aman dan bermanfaat untuk mendeteksi kanker sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul.
- Apakah kanker payudara hanya muncul dalam bentuk benjolan?
Tidak. Kanker payudara juga bisa muncul sebagai perubahan bentuk, warna kulit, puting tertarik ke dalam, atau keluarnya cairan dari puting.
Referensi :
- Menon G, Alkabban FM, Ferguson T. Breast Cancer. [Updated 2024 Feb 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482286/
- Łukasiewicz, S., Czeczelewski, M., Forma, A., Baj, J., Sitarz, R., & Stanisławek, A. (2021). Breast Cancer-Epidemiology, Risk Factors, Classification, Prognostic Markers, and Current Treatment Strategies-An Updated Review. Cancers, 13(17), 4287. https://doi.org/10.3390/cancers13174287
- A Survey on Machine Learning Approaches used in Breast Cancer Detection [Internet]. ResearchGate; 2022 [cited 2025 Oct 1]. Available from: https://www.researchgate.net/publication/363740454_A_Survey_on_Machine_Learning_Approaches_used_in_Breast_Cancer_Detection