By : Geraldus Sigap

Apa itu Bedah Tulang dan Trauma?
Bedah tulang dan trauma (Fracture and Trauma Surgery) adalah cabang dari ortopedi yang berfokus pada diagnosis dan penanganan cedera akibat trauma, seperti patah tulang, dislokasi sendi, dan kerusakan jaringan otot atau ligamen. Tujuannya adalah untuk mengembalikan posisi dan fungsi tulang ke kondisi semula, sehingga pasien dapat kembali beraktivitas dengan normal.
Cedera tulang bisa terjadi akibat berbagai penyebab, mulai dari kecelakaan lalu lintas, terjatuh, cedera olahraga, hingga trauma berat akibat benturan langsung. Dalam kasus tertentu, cedera juga dapat disertai komplikasi seperti perdarahan, infeksi, atau gangguan saraf yang membutuhkan penanganan segera oleh dokter spesialis ortopedi-trauma.
Jenis Cedera Tulang yang Sering Terjadi
Beberapa jenis cedera yang sering membutuhkan tindakan bedah tulang dan trauma antara lain:

Kapan Diperlukan Operasi?
Tidak semua patah tulang memerlukan operasi, tetapi tindakan bedah biasanya dianjurkan bila:
- Patah tulang tidak sejajar atau bergeser jauh.
- Cedera disertai kerusakan jaringan lunak, pembuluh darah, atau saraf.
- Terjadi fraktur terbuka yang berisiko infeksi.
- Terjadi patah tulang di area sendi yang memengaruhi stabilitas dan pergerakan.
- Pasien tidak menunjukkan penyembuhan dengan perawatan konservatif (gips atau bidai).
Bagaimana Prosedur Bedah Tulang dan Trauma Dilakukan?
Tindakan bedah tulang dilakukan dengan tujuan menyambung tulang, menstabilkan struktur, dan mempercepat proses penyembuhan.
Prosedurnya dapat berbeda tergantung lokasi dan tingkat keparahan cedera, tetapi umumnya meliputi:
- Anestesi umum atau regional untuk memastikan pasien nyaman selama tindakan.
- Reposisi tulang (open reduction), tulang dikembalikan ke posisi semula secara presisi.
- Fiksasi internal menggunakan plat, sekrup, pin, atau batang logam untuk menjaga kestabilan tulang.
- Penutupan luka dan rehabilitasi, area operasi ditutup dengan teknik steril, kemudian pasien menjalani program fisioterapi untuk mempercepat pemulihan.
- Dengan kemajuan teknologi medis, banyak tindakan kini dilakukan menggunakan teknik bedah minimal invasif, sehingga nyeri pascaoperasi lebih ringan dan waktu pemulihan lebih cepat.
Proses Pemulihan dan Rehabilitasi
Setelah operasi, pasien akan menjalani masa pemulihan bertahap dengan pengawasan dokter dan fisioterapis. Rehabilitasi bertujuan untuk mengembalikan kekuatan otot, fleksibilitas sendi, dan fungsi gerak secara optimal.
Tahapan umumnya meliputi:
- Hari 1- 3: latihan ringan dan mobilisasi dini dengan bantuan fisioterapis.
- Minggu 1 – 4: latihan rentang gerak dan penguatan otot sekitar area cedera.
- Minggu 4 ke atas: pasien mulai beraktivitas ringan secara mandiri dengan pengawasan dokter.
Komplikasi yang Perlu Diwaspadai
Walaupun jarang terjadi, beberapa komplikasi yang bisa muncul setelah cedera atau operasi tulang antara lain:
- Infeksi pada area operasi
- Penyembuhan tulang yang lambat (delayed union) atau tidak menyatu (non-union)
- Kekakuan sendi
- Cedera saraf atau pembuluh darah sekitar
- Gangguan keseimbangan tubuh akibat perbedaan panjang tungkai
- Pemantauan rutin pascaoperasi sangat penting agar komplikasi bisa dicegah dan ditangani sejak dini.
RS Abdi Waluyo menyediakan layanan spesialis melalui Departemen Ortopedi, dengan pendekatan komprehensif untuk bedah tulang dan trauma. Layanan yang tersedia meliputi: konsultasi ortopedi, bedah fraktur dan trauma, prosedur fiksasi minimal invasif, serta program rehabilitasi pascaoperasi. Hubungi RS Abdi Waluyo di 021-3144989 atau buat janji online melalui https://abdiwaluyo.com/.
FAQ
- Apakah semua patah tulang harus dioperasi?
Beberapa patah tulang ringan bisa sembuh dengan gips atau bidai, namun operasi diperlukan bila posisi tulang bergeser atau melibatkan sendi.
- Berapa lama waktu pemulihan setelah operasi fraktur?
Tergantung lokasi dan jenis patah tulang. Umumnya, tulang memerlukan 6–12 minggu untuk menyatu, disertai fisioterapi berkala.
- Apakah tindakan bedah tulang aman bagi lansia?
Dengan penilaian praoperasi yang cermat dan teknik modern, operasi dapat dilakukan dengan aman bahkan pada pasien usia lanjut.
- Apakah implan logam perlu dilepas?
Sebagian besar implan dapat dibiarkan di tempatnya tanpa menimbulkan masalah, kecuali bila menimbulkan nyeri atau iritasi.
- Kapan sebaiknya saya ke dokter setelah cedera?
Segera setelah mengalami benturan atau cedera berat, terutama bila terjadi nyeri hebat, bengkak, deformitas, atau sulit digerakkan.
Referensi:
- Sop JL, Sop A. Open Fracture Management. [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448083/
- Gosselin RA, Charles A, Joshipura M, et al. Surgery and Trauma Care. In: Debas HT, Donkor P, Gawande A, et al., editors. Essential Surgery: Disease Control Priorities, Third Edition (Volume 1). Washington (DC): The International Bank for Reconstruction and Development / The World Bank; 2015 Apr 2. Chapter 3. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK333507/ doi: 10.1596/978-1-4648-0346-8_ch3