Arteriovenous Malformation (AVM): Kelainan Pembuluh Darah Otak yang Sering Terlambat Dikenali - Abdi Waluyo Hospital
Mei 20, 2025

Arteriovenous Malformation (AVM): Kelainan Pembuluh Darah Otak yang Sering Terlambat Dikenali

rsaw

By : Geraldus Sigap


Kasus meninggalnya seorang pelari marathon di Singapura baru-baru ini akibat perdarahan otak mendadak mengguncang publik. Setelah diselidiki, penyebabnya adalah Arteriovenous Malformation (AVM), kelainan pembuluh darah otak yang sering tidak terdeteksi hingga menimbulkan komplikasi serius.

Apa Itu Arteriovenous Malformation (AVM)?

AVM atau malformasi arteri vena adalah kelainan bawaan pada sistem pembuluh darah, di mana arteri dan vena saling terhubung langsung tanpa melalui kapiler. Hal ini menyebabkan aliran darah menjadi tidak normal, dan berisiko tinggi menyebabkan perdarahan otak.

 

Kelainan ini dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, namun AVM yang terbentuk di otak (AVM serebral) adalah yang paling berbahaya.

Mengapa AVM Berbahaya?

AVM sering kali tidak menimbulkan gejala sama sekali hingga suatu saat menyebabkan perdarahan otak mendadak (ruptur), yang bisa berujung pada stroke, kerusakan saraf, atau bahkan kematian.

 

Kondisi ini banyak ditemukan pada usia muda, bahkan remaja dan dewasa awal, dan sering tidak disadari hingga muncul gejala serius.

Gejala AVM Otak yang Perlu Diwaspadai

AVM dapat menunjukkan gejala yang mirip dengan penyakit saraf lainnya. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Sakit kepala kronis atau mendadak hebat
  • Kejang (dengan atau tanpa riwayat epilepsi)
  • Gangguan penglihatan
  • Lemas atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh
  • Kesulitan berbicara atau bingung secara tiba-tiba
  • Pingsan atau kehilangan kesadaran

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala seperti di atas, segera periksakan diri ke dokter spesialis saraf.

 

Penyebab dan Faktor Risiko AVM

Penyebab pasti AVM belum sepenuhnya diketahui. Sebagian besar kasus merupakan kelainan bawaan sejak lahir, namun tidak bersifat genetik atau diturunkan.

Faktor risiko utama:

  • Usia muda (15–40 tahun)
  • Jenis kelamin laki-laki sedikit lebih sering terkena
  • Pernah mengalami trauma kepala (dalam kasus tertentu)

Bagaimana AVM Dideteksi?

AVM bisa diketahui melalui serangkaian pemeriksaan pencitraan otak. Alur diagnostiknya biasanya sebagai berikut:

  • CT Scan / MRI Otak
    • Pemeriksaan awal untuk melihat struktur otak dan mendeteksi kelainan pembuluh darah.
  • CT Angiografi / MRA (Magnetic Resonance Angiography)
    • Digunakan untuk melihat secara lebih detail aliran darah di otak.
  • Digital Subtraction Angiography (DSA)
    • Merupakan standar emas dalam mendiagnosis AVM. Pemeriksaan ini memberikan gambaran paling akurat mengenai ukuran, lokasi, dan struktur malformasi.

Bagaimana Cara Menangani AVM?

Pilihan terapi tergantung pada ukuran, lokasi, serta apakah AVM telah menyebabkan perdarahan. Penanganan yang tersedia antara lain:

  1. Observasi dan Pemantauan

Jika AVM kecil dan tidak menunjukkan gejala, dokter dapat menyarankan pemantauan rutin dengan imaging.

  1. Embolisasi

Prosedur invasif minimal untuk menyumbat aliran darah ke AVM menggunakan zat khusus melalui kateter.

  1. Bedah Stereotaktik (Radiosurgery)

Teknik non-invasif menggunakan sinar radiasi terfokus untuk menghancurkan AVM secara bertahap.

  1. Operasi Terbuka (Microsurgery)

Digunakan jika AVM terletak di lokasi yang aman untuk diangkat sepenuhnya.

Bisakah AVM Dicegah?

Karena AVM merupakan kelainan bawaan, tidak ada cara pasti untuk mencegahnya. Namun, deteksi dini dan pengelolaan tepat dapat mencegah komplikasi serius seperti perdarahan otak. Tim dokter kami siap membantu Anda mengenali dan menangani aneurisma otak sejak dini. Kunjungi RS Abdi Waluyo atau buat janji melalui 021-3144989.

FAQ

Apa itu AVM otak?

AVM otak adalah kelainan bawaan pada pembuluh darah di otak, di mana arteri dan vena terhubung langsung tanpa kapiler. Ini dapat menyebabkan aliran darah abnormal dan risiko perdarahan otak.

Apakah AVM berbahaya?

Ya. Jika tidak terdeteksi dan pecah, AVM dapat menyebabkan perdarahan otak mendadak, kejang, atau stroke yang berakibat fatal.

Siapa saja yang berisiko mengalami AVM?

AVM bisa terjadi pada siapa saja, tapi paling sering terdiagnosis pada usia 15–40 tahun. Risiko meningkat jika ada riwayat keluarga atau gejala neurologis tanpa penyebab jelas.

Apa saja gejala AVM?

Gejalanya bisa berupa sakit kepala mendadak, kejang, gangguan bicara, penglihatan kabur, atau kelemahan tubuh. Namun, banyak kasus AVM tidak menimbulkan gejala hingga terjadi komplikasi.

Bagaimana cara mengetahui apakah saya punya AVM?

Diagnosis dilakukan melalui CT scan atau MRI otak, lalu dikonfirmasi dengan Digital Subtraction Angiography (DSA) untuk melihat struktur pembuluh darah secara detail.

Apa pengobatan untuk AVM?

Pengobatan meliputi embolisasi, radiosurgery (Gamma Knife), operasi pengangkatan, atau observasi rutin tergantung ukuran dan lokasi AVM.


Resource :

  1. Arteriovenous Malformation (AVM) | Temple Health [Homepage on the Internet]. [cited 2025 May 7];Available from: https://www.templehealth.org/services/conditions/arteriovenous-malformation
  2. Arteriovenous Malformations (AVMs) | National Institute of Neurological Disorders and Stroke [Homepage on the Internet]. [cited 2025 May 7];Available from: https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/arteriovenous-malformations-avms
  3. Zyck S, Davidson CL, Sampath R. Arteriovenous Malformations of the Central Nervous System [Homepage on the Internet]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing, 2025 [cited 2025 May 7]; Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531479/
Chat with us