Oleh: Thalia Kaylyn Averil
Penuaan adalah proses biologis yang umum terjadi dan mengakibatkan penurunan fungsi fisik yang progresif di seluruh sistem organ. Secara umum, penuaan dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, penyakit paru, osteoporosis, Alzheimer, atau Parkinson. Pemeriksaan kesehatan yang rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya berbagai macam penyakit di masa depan, bahkan ketika Anda sedang merasa sehat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk skrining, menilai risiko untuk masalah-masalah kesehatan, mempromosikan gaya hidup yang sehat, dan memberikan vaksin yang terbaru serta pelayanan kesehatan preventif lainnya. Walaupun Anda tidak mengalami gejala apa pun, pemeriksaan rutin dapat mendeteksi kondisi-kondisi seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi sejak dini, sehingga dapat melakukan intervensi tepat waktu dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada tahap awal, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi kondisi tersebut dapat dideteksi melalui pemeriksaan darah. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan yang rutin, terutama pemeriksaan darah, sangat penting dilakukan untuk individu yang berusia lebih dari 40 tahun.
Berikut adalah beberapa pemeriksaan darah yang dapat dilakukan.
- Tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk memantau kesehatan jantung Anda. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan setidaknya sekali setahun. Jika Anda mengalami kondisi-kondisi berikut, konsultasikan dengan tenaga kesehatan Anda untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah lebih sering.
- Kelebihan berat badan
- Diabetes
- Penyakit jantung
- Penyakit ginjal
- Salah satu keluarga dekat Anda mengalami tekanan darah tinggi
- Anda mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hipertensi stadium 1 ditandai dengan tekanan sistolik (angka yang berada di atas) sebesar >140 mmHg atau tekanan diastolik (angka yang berada di bawah) >90 mmHg. Sedangkan hipertensi stadium 2 ditandai dengan tekanan sistolik >140 mmHg atau tekanan diastolik >100 mmHg. Jika pemeriksaan tekanan darah Anda menunjukkan hasil seperti itu, penting untuk menjadwalkan janji temu dengan tenaga kesehatan sehingga dapat konsultasi lebih lanjut untuk diskusi mengenai rencana pengobatan.
- Gula darah
Seluruh individu yang tidak memiliki faktor risiko diabetes direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan gula darah sejak usia 35 tahun dan mengulanginya setiap tiga tahun. Namun, individu dengan faktor risiko berikut perlu melakukan pemeriksaan gula darah yang lebih sering.
- Kelebihan berat badan
- Tekanan darah tinggi
- Riwayat penyakit jantung
- Riwayat keluarga dengan diabetes melitus
- Berencana untuk hamil dalam waktu dekat
Pemeriksaan gula darah yang rutin bertujuan untuk mengidentifikasi dan menatalaksana diabetes sejak dini sehingga hasil kesehatan lebih baik secara keseluruhan. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kadar gula darah sewaktu yang diambil tanpa puasa harus <200 mg/dL, sedangkan kadar gula darah puasa yang diambil dengan minimal 8 jam puasa harus <126 mg/dL. Jika kadar gula darah Anda melebihi angka-angka tersebut, Anda disarankan untuk membuat janji temu dengan tenaga kesehatan Anda.
- Kolesterol
Pria disarankan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol pada usia 35 tahun jika tidak diketahui memiliki faktor risiko penyakit jantung, sedangkan skrining harus dimulai pada usia 45 tahun dalam kondisi serupa untuk wanita. Namun, wanita dengan faktor risiko penyakit jantung harus memeriksa kolesterol secara rutin dimulai dari usia 20 tahun. Pemeriksaan kolesterol harus dilakukan setiap 5 tahun untuk individu dengan kadar kolesterol normal, tetapi pemeriksaan yang lebih sering disarankan jika terdapat perubahan gaya hidup seperti penambahan berat badan atau perubahan pola makan. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kadar kolesterol yang normal adalah <200 mg/dL sehingga Anda sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika kadar kolesterol Anda melebihi 200 mg/dL. Selain itu, individu dengan kondisi berikut harus menjalani pemeriksaan kolesterol lebih sering untuk memantau kesehatan kardiovaskularnya.
- Diabetes
- Penyakit jantung
- Penyakit ginjal
Selain pemeriksaan darah, penting juga untuk melakukan pemeriksaan lainnya untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang umum terjadi pada individu berusia lebih dari 40 tahun.
- Kanker kolorektal
Kanker kolorektal berasal dari usus besar atau rektum (bagian akhir dari usus besar). Pada umumnya, kanker kolorektal dimulai sebagai pertumbuhan polip yang pada akhirnya dapat menjadi kanker. Individu berusia 45 tahun ke atas mempunyai risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal dan harus menjalani skrining. Berbagai macam skrining tersedia untuk tujuan ini.
- Kolonoskopi, lakukan setiap 10 tahun
- CT colonography, lakukan setiap 5 tahun
- Sigmoidoskopi, lakukan setiap 5 tahun
- Tes sDNA tinja, lakukan setiap 1-3 tahun
- Guaiac Fecal Occult Blood Test (gFOBT) atau tes darah samar tinja, lakukan setiap tahun
- Fecal Immunochemical Test (FIT) atau tes imunokimia tinja, lakukan setiap tahun
- Penyakit jantung
Tanda dan gejala penyakit jantung bervariasi tergantung pada jenis penyakit yang dialami, bahkan tidak mengalami gejala apapun pada awalnya juga umum terjadi. Oleh karena itu, terkadang penyakit jantung baru diketahui ketika terjadi komplikasi lebih lanjut. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, termasuk usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik, ras/etnis, gaya hidup, dan kondisi medis lainnya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining penyakit jantung, salah satunya adalah dengan CT jantung. CT jantung dapat digunakan untuk memeriksa adanya penumpukan plak atau kalsium yang menyebabkan penyempitan atau penyumbatan di arteri jantung, mengevaluasi kondisi katup jantung, dan mendeteksi masalah pada aorta (arteri terbesar di dalam tubuh).
- Kelainan pada otak
Kelainan pada otak dapat mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara efektif. Kelainan yang umum terjadi pada otak disebabkan oleh proses degeneratif yang dapat mempengaruhi berbagai fungsi tubuh seperti keseimbangan, pergerakan, bicara, pernapasan, dan fungsi jantung, seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson. Stroke juga dapat menyebabkan hilangnya sel-sel otak dan mempengaruhi fungsi kognitif. Untuk mencegahnya, dapat dilakukan skrining menggunakan MRI. MRI adalah pencitraan yang dapat menghasilkan gambar otak secara detail, bahkan lebih detail dibanding pencitraan lainnya.
Referensi:
- Guo J, Huang X, Dou L, Yan M, Shen T, Tang W, et al. Aging and aging-related diseases: From molecular mechanisms to interventions and treatments. Signal Transduction and Targeted Therapy. 2022 Dec 16;7(1). doi:10.1038/s41392-022-01251-0. Available from: https://www.nature.com/articles/s41392-022-01251-0
- MedlinePlus. Health screenings for men ages 40 to 64 [Internet]. Bethesda; National Library of Medicine; date of publication unknown [cited 2024 May 12]. Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/007465.htm
- MedlinePlus. Health screenings for women ages 40 to 64 [Internet]. Bethesda; National Library of Medicine; date of publication unknown [cited 2024 May 12]. Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/007467.htm
- P2PTM Kemenkes RI. Klasifikasi hipertensi [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018 May 12 [cited 2024 May 12]. Available from https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/28/klasifikasi-hipertensi
- Cleveland Clinic. Cardiac computed tomography (CT) scan [Internet]. Cleveland: Cleveland Clinic; date of publication unknown [reviewed 2022 Feb 28] [cited 2024 Jan 9]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/16834-cardiac-computed-tomography