Perut Kembung, Nyeri, dan BAB Berdarah? Bisa Jadi Gejala Inflammatory Bowel Disease! - Abdi Waluyo Hospital
November 3, 2025

Perut Kembung, Nyeri, dan BAB Berdarah? Bisa Jadi Gejala Inflammatory Bowel Disease!

rsaw

By: Gerladus Sigap


Penyakit yang rentan muncul setelah Lebaran.

Apa itu Inflammatory Bowel Disease (IBD)?

Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau penyakit radang usus kronis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saluran pencernaan sendiri, menyebabkan peradangan jangka panjang pada dinding usus.IBD bukan gangguan pencernaan biasa, kondisi ini bersifat kronis, dapat kambuh, dan memengaruhi kualitas hidup penderitanya bila tidak ditangani dengan tepat.

Terdapat dua jenis utama IBD:

  • Crohn’s Disease: dapat menyerang seluruh bagian saluran cerna dari mulut hingga anus, paling sering mengenai usus halus dan usus besar.
  • Ulcerative Colitis: hanya menyerang usus besar (kolon) dan rektum, menyebabkan luka dan perdarahan pada lapisan dalam usus.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Gejala IBD dapat muncul bertahap atau mendadak, tergantung tingkat peradangan. Beberapa tanda umum yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Nyeri atau kram perut yang datang dan pergi
  • Perut terasa kembung dan sering buang gas
  • Diare berkepanjangan, kadang disertai darah atau lendir
  • BAB berdarah tanpa sebab jelas
  • Rasa lelah berlebihan dan penurunan berat badan tanpa diet
  • Nafsu makan menurun
  • Demam ringan saat fase kambuh

Pada beberapa kasus, gejala bisa disertai nyeri sendi, sariawan, atau gangguan kulit dan mata, akibat peradangan sistemik yang juga terjadi di luar saluran cerna.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti IBD belum diketahui, namun beberapa faktor diyakini berperan, antara lain:

  • Faktor genetik (keturunan)
  • Gangguan sistem imun, di mana tubuh menyerang jaringan usus sendiri
  • Faktor lingkungan, seperti pola makan tinggi lemak dan rendah serat
  • Stres kronis dan gaya hidup tidak sehat
  • Riwayat merokok dan penggunaan obat antiinflamasi tertentu (NSAID)

Diagnosis Inflammatory Bowel Disease

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti:

  • Tes darah dan feses untuk menilai adanya peradangan atau infeksi.
  • Kolonoskopi untuk melihat langsung kondisi dinding usus dan mengambil sampel jaringan (biopsi).
  • CT-scan atau MRI usus (Enterography) untuk memetakan area peradangan secara lebih detail.

Di RS Abdi Waluyo, pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan teknologi MRI 3 Tesla yang memberikan hasil pencitraan usus dengan resolusi tinggi, membantu dokter menentukan lokasi dan luasnya peradangan secara akurat. Selain itu, RS Abdi Waluyo juga menyediakan pemeriksaan capsule endoscopy, sebuah teknologi modern yang memungkinkan dokter melihat seluruh saluran cerna dengan kapsul kamera kecil yang ditelan pasien. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam mendeteksi peradangan halus di usus halus yang sering tidak terjangkau oleh endoskopi konvensional.

Penanganan dan Pengobatan IBD

Tujuan utama pengobatan adalah mengontrol peradangan, meredakan gejala, dan mencegah kekambuhan.

Penatalaksanaan dapat meliputi:

  • Obat antiinflamasi seperti mesalazine atau corticosteroid untuk mengurangi peradangan.
  • Imunomodulator atau biologik untuk menekan aktivitas sistem imun yang berlebihan.
  • Antibiotik bila terdapat infeksi tambahan.
  • Perubahan gaya hidup dan diet, seperti menghindari makanan tinggi lemak, pedas, alkohol, dan kafein.
  • Operasi bila terjadi komplikasi berat, seperti penyempitan usus atau perdarahan yang tidak terkendali.

Saat ini, pengobatan untuk IBD terus berkembang seiring kemajuan ilmu kedokteran. Selain terapi antiinflamasi dan kortikosteroid, kini tersedia imunomodulator dan terapi biologik yang bekerja langsung menekan respons imun penyebab peradangan usus. Penggunaan obat-obatan ini masih terbatas di Indonesia, namun RS Abdi Waluyo termasuk salah satu rumah sakit yang menyediakan akses terhadap terapi imunomodulator dan biologik bagi pasien IBD, sesuai dengan penilaian dokter spesialis.

 

Tips Gaya Hidup untuk Pasien IBD

Kapan Harus ke Dokter?

  • Segera periksakan diri bila Anda mengalami:
  • BAB berdarah atau disertai lendir
  • Diare lebih dari 2 minggu tanpa perbaikan
  • Nyeri perut berat, penurunan berat badan drastis, atau lemas ekstrem
  • Riwayat keluarga dengan IBD atau penyakit autoimun

Semakin cepat didiagnosis, semakin besar peluang pengendalian penyakit sebelum timbul komplikasi serius seperti penyempitan usus, perforasi, atau kanker usus besar.

RS Abdi Waluyo merupakan salah satu pusat layanan IBD (IBD Center) di Indonesia, menyediakan layanan terpadu mulai dari diagnosis hingga pengobatan dalam satu tempat. Penanganan dilakukan secara multidisiplin oleh tim dokter spesialis penyakit dalam, gastroenterologi, radiologi, patologi, dan nutrisi. Pendekatan ini penting karena komplikasi IBD tidak hanya memengaruhi sistem pencernaan, tetapi juga dapat berdampak pada organ lain seperti sendi, kulit, dan mata. Dengan sistem one-stop care, pasien mendapatkan evaluasi dan terapi yang menyeluruh dan berkesinambungan. Hubungi RS Abdi Waluyo di 021-3144989 atau buat janji temu online melalui https://abdiwaluyo.com/ 

 

FAQ

  1. Apakah IBD sama dengan irritable bowel syndrome (IBS)?
    Tidak. IBS tidak menyebabkan peradangan atau kerusakan jaringan usus, sedangkan IBD melibatkan peradangan kronis dan dapat menimbulkan luka pada dinding usus.

 

  1. Apakah IBD bisa sembuh total?
    Belum ada obat yang menyembuhkan IBD secara permanen, namun gejalanya dapat dikontrol sepenuhnya dengan pengobatan dan gaya hidup sehat.

 

  1. Apakah makanan berpengaruh terhadap IBD?
    Beberapa makanan bisa memicu kekambuhan seperti makanan berlemak, pedas, susu tinggi laktosa, dan kafein. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk pola makan yang tepat.

 

  1. Bisakah IBD menyebabkan komplikasi serius?
    Bila tidak ditangani, IBD dapat menyebabkan penyempitan usus, perdarahan berat, kekurangan gizi, dan meningkatkan risiko kanker usus besar.

 

  1. Kapan saya perlu kontrol ke dokter?
    Pasien IBD disarankan melakukan kontrol rutin setiap 3–6 bulan atau segera bila gejala memburuk untuk menyesuaikan pengobatan dan mencegah komplikasi.

Referensi:

  1. McDowell C, Farooq U, Haseeb M. Inflammatory Bowel Disease. [Updated 2023 Aug 4]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470312/
  2. Fakhoury, M., Negrulj, R., Mooranian, A., & Al-Salami, H. (2014). Inflammatory bowel disease: clinical aspects and treatments. Journal of inflammation research, 7, 113–120.

 

Chat with us