Orang Tua Mulai Sering Lupa? Ini Tandanya Demensia dan Apa yang Harus Dilakukan - Abdi Waluyo Hospital
September 23, 2025

Orang Tua Mulai Sering Lupa? Ini Tandanya Demensia dan Apa yang Harus Dilakukan

rsaw

By : Geraldus Sigap


 

7+ Thousand Asian Forgetful Royalty-Free Images, Stock Photos & Pictures | Shutterstock

 

Lupa memang wajar, terutama seiring pertambahan usia. Namun, jika orang tua mulai sering lupa hal-hal penting, kesulitan berkomunikasi, atau bingung mengenali tempat dan waktu, bisa jadi ini adalah tanda awal demensia. Deteksi dini dan penanganan tepat dapat membantu memperlambat perkembangan gejala dan menjaga kualitas hidup penderita.

Apa itu Demensia?

Demensia adalah sindrom yang ditandai dengan penurunan fungsi otak, termasuk daya ingat, kemampuan berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, kemampuan belajar, bahasa, dan penilaian. Penyebab tersering adalah Alzheimer, namun bisa juga disebabkan oleh stroke, infeksi, atau gangguan metabolik.

Gejala Demensia yang Perlu Diwaspadai

Beberapa gejala umum meliputi:

  • Lupa kejadian baru-baru ini
  • Kesulitan menemukan kata saat berbicara
  • Sulit mengenali orang terdekat
  • Bingung dengan waktu dan tempat
  • Perubahan emosi dan kepribadian
  • Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari

Siapa yang Berisiko?

Risiko demensia meningkat pada:

  • Usia di atas 65 tahun
  • Riwayat keluarga dengan demensia
  • Hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi
  • Merokok dan kurang aktivitas fisik
  • Trauma kepala berulang

Langkah Diagnostik: Mengapa Deteksi Dini Penting?

Diagnosis demensia dilakukan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan tes kognitif. Pemeriksaan tambahan seperti CT scan atau MRI juga dapat membantu melihat perubahan struktur otak. Deteksi dini memungkinkan intervensi lebih awal dan perencanaan perawatan jangka panjang.

MRI otak direkomendasikan terutama bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun dan mulai menunjukkan gejala awal seperti lupa jangka pendek, bingung dengan waktu atau tempat, atau perubahan perilaku yang mencolok. MRI membantu mendeteksi perubahan struktur otak seperti penyusutan volume hippocampus yang menjadi indikator awal penyakit Alzheimer atau jenis demensia lainnya. CT scan umumnya kurang sensitif untuk perubahan awal ini, sehingga MRI lebih disarankan sebagai modalitas pemeriksaan awal.

Apakah Demensia Bisa Disembuhkan?

Saat ini belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan demensia, namun terapi dan pengobatan dapat membantu memperlambat progresi dan mengontrol gejala. Pendekatan yang digunakan meliputi:

  • Obat-obatan tertentu
  • Terapi okupasi dan fisik
  • Terapi kognitif
  • Konseling dan dukungan keluarga

Meski belum ada obat untuk menyembuhkan demensia, beberapa langkah pencegahan non-farmakologis terbukti efektif memperlambat onset dan progresivitasnya. Strategi pencegahan mencakup olahraga rutin, menjaga hubungan sosial, aktif secara intelektual (misalnya dengan membaca, bermain puzzle, atau belajar hal baru), serta tidur cukup dan berkualitas. 

Dari sisi nutrisi, pola makan seperti Mediterranean Diet yang kaya akan sayuran hijau, buah-buahan, ikan, biji-bijian utuh, dan minyak zaitun terbukti baik untuk kesehatan otak. Suplemen seperti vitamin B12, asam folat, dan omega-3 juga dinilai berperan dalam mendukung fungsi kognitif.

Peran Keluarga dan Lingkungan

Dukungan dari keluarga sangat penting dalam membantu penderita demensia menjalani kehidupan yang lebih nyaman. Lingkungan yang aman, rutin harian yang konsisten, serta komunikasi yang sabar dan penuh empati akan sangat membantu.

Jangan Ragu untuk Berkonsultasi

Untuk evaluasi dini demensia, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf (neurolog) yang berpengalaman dalam penilaian fungsi kognitif. Selain itu, dokter spesialis penyakit dalam subspesialis geriatri juga dapat memberikan pendekatan holistik, terutama pada pasien lanjut usia dengan komorbiditas. Jika terdapat gejala perubahan perilaku atau mood, dokter spesialis psikiatri juga bisa dilibatkan dalam manajemen.

Jangan abaikan perubahan perilaku dan daya ingat pada orang tua. Segera konsultasikan kondisi mereka ke dokter Spesialis Saraf RS Abdi Waluyo.

Hubungi kami di 021-3144989 atau buat janji online melalui link https://wa.link/rsabdiwaluyo

 

FAQ

  1. Apa perbedaan lupa biasa dan demensia?
    Lupa biasa biasanya bersifat sementara, misalnya lupa menaruh kunci tapi kemudian ingat kembali. Pada demensia, lupa terjadi lebih sering, parah, dan disertai kebingungan waktu/tempat, serta kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.
  2. Pada usia berapa demensia mulai muncul?
    Demensia paling sering terjadi pada usia di atas 65 tahun, namun bisa juga muncul lebih awal (disebut early-onset dementia), terutama jika ada riwayat keluarga.
  1. Apakah demensia bisa dicegah?
    Tidak semua jenis demensia bisa dicegah, tetapi menjaga pola hidup sehat—seperti olahraga rutin, konsumsi makanan bergizi, menjaga tekanan darah dan gula darah, serta stimulasi otak, dapat menurunkan risikonya.
  1. Siapa dokter yang harus dikunjungi jika mencurigai gejala demensia?
    Dokter spesialis saraf (neurolog) adalah tenaga medis utama dalam diagnosis dan penanganan demensia. Kadang, dokter spesialis psikiatri juga terlibat, terutama jika ada gejala perubahan perilaku atau mood.
  1. Apakah demensia bisa diobati?
    Belum ada obat yang menyembuhkan demensia, namun ada terapi dan obat-obatan yang dapat memperlambat perkembangan gejala serta meningkatkan kualitas hidup pasien.

Referensi :

  1. Emmady PD, Schoo C, Tadi P. Major Neurocognitive Disorder (Dementia) [Updated 2022 Nov 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557444/
  2. Hafiz, R., Alajlani, L., Ali, A., Algarni, G. A., Aljurfi, H., Alammar, O. A. M., Ashqan, M. Y., & Alkhashan, A. (2023). The Latest Advances in the Diagnosis and Treatment of Dementia. Cureus, 15(12), e50522. https://doi.org/10.7759/cureus.50522
  3. Arvanitakis, Z., Shah, R. C., & Bennett, D. A. (2019). Diagnosis and Management of Dementia: Review. JAMA, 322(16), 1589–1599. https://doi.org/10.1001/jama.2019.4782
Chat with us