By : Geraldus Sigap
Infeksi cacing masih menjadi masalah kesehatan yang sering kali diremehkan, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Gejalanya kerap tidak khas, namun jika dibiarkan, bisa berdampak serius terhadap kesehatan, mulai dari anemia, gangguan pencernaan, hingga pertumbuhan yang terhambat pada anak.
Apa itu Infeksi Cacing?
Infeksi cacing atau helminthiasis adalah kondisi saat tubuh manusia terinfeksi parasit seperti cacing gelang (Ascaris), cacing tambang (Ancylostoma), cacing kremi (Enterobius), atau cacing pita (Taenia). Penularannya umumnya terjadi melalui tanah, makanan atau air yang terkontaminasi, serta kebiasaan hidup tidak higienis.
Gejala Infeksi Cacing yang Perlu Diwaspadai
Gejala bisa berbeda-beda tergantung jenis cacingnya, namun beberapa keluhan umum yang sering muncul antara lain:
- Perut kembung dan sakit perut berulang
- Rasa lemas, cepat lelah, atau tampak pucat
- Nafsu makan menurun atau justru meningkat tanpa sebab jelas
- Penurunan berat badan
- Gatal di area anus, terutama malam hari (pada infeksi cacing kremi)
- Gangguan tidur dan mudah rewel pada anak
Infeksi cacing kronis bahkan dapat menimbulkan anemia berat akibat kekurangan zat besi, terutama jika cacing menghisap darah di usus.
Siapa yang Berisiko?
Semua orang bisa terkena infeksi cacing, namun risiko lebih tinggi pada:
- Anak-anak usia sekolah yang aktif bermain di tanah
- Pekerja yang sering kontak langsung dengan tanah atau limbah
- Individu dengan sanitasi buruk atau kebiasaan makan yang tidak higienis
- Orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk
Beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi cacing, antara lain:
- Anak-anak usia sekolah yang sering bermain di tanah tanpa alas kaki
- Individu yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk atau sistem pembuangan limbah yang tidak memadai
- Orang dewasa yang bekerja di sektor pertanian, peternakan, atau pembersihan limbah
- Konsumen makanan mentah atau setengah matang dengan kualitas tidak baik, seperti daging setengah matang dan ikan mentah (misalnya sashimi atau sushi), karena dapat mengandung larva cacing seperti Anisakis atau Diphyllobothrium latum yang menyebabkan infeksi parasit
- Pelancong atau pekerja di daerah endemik dengan higienitas rendah
- Mengonsumsi daging babi, sapi, atau ikan yang tidak dimasak sempurna juga terbukti meningkatkan risiko tertelan telur atau larva cacing.
Oleh karena itu, sangat penting memastikan makanan dimasak hingga matang sempurna, terutama saat mengonsumsi protein hewani.
Diagnosis dan Pemeriksaan
Infeksi cacing dapat didiagnosis melalui pemeriksaan feses untuk mendeteksi telur atau potongan tubuh cacing. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan tanda anemia atau peningkatan eosinofil (sel darah putih yang meningkat saat ada infeksi parasit).
Pengobatan Infeksi Cacing
Pengobatan infeksi cacing umumnya menggunakan obat antiparasit seperti albendazole atau mebendazole, yang diresepkan oleh dokter. Obat ini bekerja untuk melumpuhkan dan membunuh cacing di saluran pencernaan.
Penting untuk melakukan pengobatan ulang sesuai jadwal karena beberapa cacing dapat bertelur, sehingga infeksi bisa kambuh bila tidak tuntas.
Pencegahan Lebih Baik daripada Mengobati
Langkah pencegahan infeksi cacing sangat penting, terutama di daerah endemis. Berikut beberapa cara efektif:
- Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah dari toilet
- Masak makanan sampai matang, terutama daging dan ikan
- Cuci bersih buah dan sayur
- Gunakan alas kaki saat keluar rumah
- Rutin melakukan pengobatan cacingan setiap 6 bulan, terutama pada anak-anak dan orang dengan risiko tinggi
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, atau tidak kunjung membaik setelah pengobatan mandiri, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam atau dokter anak. Pemeriksaan lanjutan dapat membantu mengidentifikasi jenis cacing yang menginfeksi dan terapi yang paling sesuai.
Infeksi cacing bisa mengganggu kualitas hidup jika tidak segera ditangani. Jangan tunggu sampai gejala memburuk. Konsultasikan keluhan Anda ke dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Abdi Waluyo dengan menghubungi 021-3144989 atau buat janji online sekarang juga.
FAQ
- Apa saja gejala paling umum dari infeksi cacing?
Gejala umum infeksi cacing meliputi:
– Perut kembung atau nyeri
– Rasa lelah terus-menerus
– Berat badan turun tanpa sebab
– Nafsu makan berubah
– Gatal di area anus, terutama malam hari (pada cacing kremi)
– Anemia atau wajah tampak pucat
- Apakah infeksi cacing bisa terjadi pada orang dewasa?
Ya. Meski lebih sering terjadi pada anak-anak, infeksi cacing juga bisa menyerang orang dewasa, terutama yang tinggal atau bekerja di lingkungan dengan sanitasi buruk atau kontak langsung dengan tanah.
- Bagaimana cara mendeteksi infeksi cacing?
Pemeriksaan utama adalah analisis feses untuk melihat adanya telur atau bagian tubuh cacing. Tes darah juga bisa menunjukkan tanda infeksi seperti peningkatan eosinofil. - Seberapa sering harus minum obat cacing?
Dianjurkan untuk mengonsumsi obat cacing setiap 6 bulan, terutama untuk anak-anak dan orang dewasa dengan risiko tinggi, sesuai anjuran dokter.
- Apakah infeksi cacing berbahaya?
Jika dibiarkan, infeksi cacing bisa menyebabkan kekurangan nutrisi, anemia, dan gangguan tumbuh kembang pada anak. Pada kasus berat, bisa mengakibatkan komplikasi serius di saluran pencernaan.
Referensi :
- Alshami I, Wadhwa R. Helminthiasis. [Updated 2023 Jul 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560525/
- Wakelin D. Helminths: Pathogenesis and Defenses. In: Baron S, editor. Medical Microbiology. 4th edition. Galveston (TX): University of Texas Medical Branch at Galveston; 1996. Chapter 87. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK8191/