Hepatitis B dan Hepatitis C, Penyebab Sirosis Hati dan Kanker Hati Paling Umum di Indonesia - Abdi Waluyo Hospital
Desember 21, 2023

Hepatitis B dan Hepatitis C, Penyebab Sirosis Hati dan Kanker Hati Paling Umum di Indonesia

rsaw

Oleh:  Thalia Kaylyn Averil


Indonesia memiliki prevalensi penyakit hati yang tinggi, sebagian besar disebabkan oleh virus hepatitis B dan hepatitis C. Berdasarkan WHO’s Global Health Estimates (GHE) 2015, 37% kematian akibat sirosis hati serta penyakit hati kronis lainnya dan 29,1% kematian akibat kanker hati disebabkan oleh infeksi hepatitis B. Selain itu, infeksi hepatitis C menyebabkan 35,8% kematian akibat sirosis hati serta penyakit hati kronis lainnya dan 29,1% kematian akibat kanker hati. Pada tahun 2015, infeksi hepatitis B dan hepatitis C menyebabkan masing-masing 78,1% dan 3,1% dari seluruh kematian terkait hepatitis di Indonesia. 

 

Gagal hati adalah komplikasi yang paling parah dari penyakit hati. Hal ini dapat bermanifestasi secara akut yang terjadi akibat kerusakan hati yang luas secara tiba-tiba dan kronis yang terjadi selama bertahun-tahun karena kerusakan hati yang bertahap. Gagal hati akut yang terjadi dengan sangat cepat biasanya disebabkan oleh obat-obatan atau racun dengan penyebab paling umumnya adalah konsumsi parasetamol yang melebihi dosis yang dianjurkan. Selain itu, gagal hati akut juga dapat disebabkan oleh obat-obatan atau racun lainnya, hepatitis autoimun, hepatitis A, hepatitis B, atau hepatitis E. Namun, ada sekitar 15% kasus pada orang dewasa dan 50% kasus pada anak-anak yang mengalami gagal hati akut dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Gejala yang dapat timbul pada penderita gagal hati akut adalah mual, muntah, dan penyakit kuning, diikuti dengan timbulnya ensefalopati, yaitu kelainan yang menyebabkan perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat mengancam jiwa. Pada awalnya, enzim-enzim yang diproduksi oleh hati akan meningkat dan hati akan membengkak akibat penumpukkan sel hati, sel inflamasi, dan adanya edema. Namun, jaringan hati akan semakin rusak seiring berjalannya waktu sehingga ukuran hati akan mengecil. Jika tidak ditangani, gagal hati akut dapat menyebabkan kegagalan organ-organ lainnya.

 

Gagal hati kronis akan muncul jika fibrosis hati atau sirosis hati terjadi secara terus-menerus. Namun, tidak semua sirosis hati akan menjadi gagal hati kronis dan tidak semua penyakit hati kronis menunjukkan ciri-ciri sirosis hati. Sekitar 40% penderita sirosis hati tidak menunjukkan gejala sampai penyakitnya telah mencapai stadium akhir. Gejala yang akan muncul berupa gejala nonspesifik seperti anoreksia, penurunan berat badan, kelemahan, dan gejala gagal hati lainnya. Selain itu, penderita gagal hati kronis juga dapat timbul penyakit kuning, rasa gatal yang persisten karena adanya gangguan pada aliran empedu, dan gangguan metabolisme estrogen sehingga terjadi  eritema palmar atau telapak tangan kemerahan serta spider angioma atau lesi pembuluh darah dengan kemerahan di tengah yang menyebar seperti laba-laba. Gagal hati kronis ini ditandai dengan adanya restrukturisasi hati menjadi nodul-nodul kecil yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan adanya masalah pada aliran darah di dalam hati. Secara global, penyebab utama gagal hati kronis adalah hepatitis B, hepatitis C, penyakit hati yang terkait dengan alkohol, dan penyakit hati berlemak yang tidak terkait dengan alkohol.

 

Karsinoma hepatoseluler (HCC) atau kanker hati mewakili kurang lebih 5,4% dari seluruh kanker secara global yang terutama terjadi di wilayah dengan tingkat infeksi hepatitis B yang tinggi. Lebih dari 85% kasus karsinoma hepatoseluler terjadi di negara-negara Asia dan Afrika. Prevalensi kanker hati tertinggi terjadi pada orang dewasa muda yang berusia 20 hingga 40 tahun dan laki-laki lebih rentan terkena kanker hati daripada perempuan, dengan rasio laki-laki dibanding perempuan adalah 8:1. Sebagian besar kasus kanker hati terjadi akibat penyakit hati kronis yang disertai dengan sirosis, sedangkan 15–20% kanker hati timbul tanpa sirosis hati. Hal ini umum terjadi karena hepatitis B, hepatitis C, kelainan metabolisme, dan penyakit hati alkoholik. Penyakit hati berlemak yang tidak terkait dengan alkohol juga meningkatkan risiko kanker hati, meskipun dapat timbul tanpa ada sirosis hati. 

 

Mortalitas sirosis hati dan kanker hati paling sering diakibatkan oleh infeksi hepatitis B dan hepatitis C. 

  • Infeksi virus hepatitis B (HBV) memiliki tanda dan gejala yang bermacam-macam dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, kondisi kesehatan, dan respons imun individu. Tanda gejala yang paling sering ditemukan adalah hepatitis akut, gagal hati akut dengan kematian jaringan hati yang luas, hepatitis kronis, atau tidak bergejala sama sekali. Infeksi HBV mempengaruhi sekitar 400 juta orang di seluruh dunia, dengan prevalensi tertinggi (>8%) di Afrika, Asia, dan wilayah Pasifik Barat. Virus ini terutama menyebar melalui hubungan seks bebas tanpa menggunakan alat pelindung, transfusi darah, dan berbagi jarum suntik untuk penggunaan narkoba. Persalinan menyumbang 90% kasus di wilayah dengan prevalensi infeksi HBV tinggi dan penularan dapat terjadi pada anak-anak melalui luka ringan pada kulit, selaput lendir, atau kontak tubuh yang dekat.
  • Infeksi virus hepatitis C (HCV) jarang menyebabkan hepatitis akut yang menimbulkan gejala, tetapi merupakan penyebab paling umum dari hepatitis virus kronis. Sekitar 170 juta orang di seluruh dunia terkena dampak dari hepatitis C. Penularan dapat terjadi secara suntikan dengan faktor risiko umum termasuk penyalahgunaan obat-obatan terlarang, berganti-ganti pasangan seks, cedera akibat tertusuk jarum suntik, dan kontak langung dengan orang yang terinfeksi HCV. Penularan terkait transfusi darah telah berkurang, tetapi penularan melalui persalinan masih mungkin terjadi.

Referensi:

  1. Sarin SK, Kumar M, Eslam M, George J, Al Mahtab M, Akbar SMF, Jia J, Tian Q, Aggarwal R, Muljono DH, Omata M, Ooka Y, Han KH, Lee HW, Jafri W, Butt AS, Chong CH, Lim SG, Pwu RF, Chen DS. Liver diseases in the Asia-Pacific region: a Lancet Gastroenterology & Hepatology Commission. Lancet Gastroenterol Hepatol. 2020 Feb;5(2):167-228. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7164809/
  2. Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbin’s basic pathology. 10th ed. Pennsylvania: Elsevier; 2018.
Chat with us