Oleh: Thalia Kaylyn Averil
Percutaneous Endoscopic Gastrostomy (PEG) atau gastrostomi endoskopi perkutan adalah metode yang digunakan untuk memasukkan selang makanan atau disebut dengan selang PEG. Selang ini memungkinkan nutrisi untuk dimasukkan langsung ke dalam lambung. PEG merupakan metode pilihan untuk pemberian nutrisi enteral jangka panjang pada pasien dengan sistem pencernaan yang masih berfungsi. Tujuan utama pemberian nutrisi enteral dan parenteral adalah memberikan nutrisi untuk pasien yang tidak dapat mengonsumsi nutrisi yang cukup secara oral sehingga kebutuhan metabolismenya masih dapat dipenuhi. Pemberian makanan enteral melalui saluran cerna, sedangkan pemberian makanan parenteral melalui pembuluh darah. Secara umum, pemberian nutrisi secara enteral lebih baik daripada pemberian nutrisi secara parenteral pada pasien dengan sistem pencernaan yang masih berfungsi karena lebih serupa dengan sistem pencernaan normal. Oleh karena itu, pemberian nutrisi enteral memiliki risiko yang lebih rendah, biaya yang lebih rendah, dan mampu memberikan stimulasi usus sehingga dapat mempertahankan sistem pertahanan pada usus. Selain itu, pemberian nutrisi enteral, terutama melalui lambung, telah terbukti dapat mengurangi risiko perpindahan bakteri dari saluran pencernaan ke bagian tubuh lainnya, seperti pembuluh darah atau limfatik.
PEG terutama diindikasikan untuk pemberian makanan secara enteral dan dekompresi lambung. Jenis pemberian makanan secara enteral yang paling umum adalah pemasangan selang melalui lambung. Pemasangan selang dapat dilakukan dengan menggunakan endoskopi, radiologi, bedah terbuka, atau laparoskopi. Pada PEG, pemasangan selang menggunakan metode endoskopi yang lebih baik dibandingkan metode bedah karena lebih tidak invasif dan sering kali tidak memerlukan anestesi umum. PEG saat ini merupakan metode pilihan untuk pemberian makanan enteral untuk penggunaan jangka menengah dan jangka panjang.
PEG dapat diindikasikan jika Anda mengalami disfagia atau kesulitan menelan yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti cedera otak, kanker kepala dan leher, stroke, atau kehilangan nafsu makan akibat penyakit seperti kanker. Selain itu, PEG juga dapat bermanfaat untuk individu dengan kondisi yang dapat memengaruhi cara tubuh mereka memproses nutrisi, seperti pada pasien fibrosis kistik atau gagal ginjal yang memerlukan dialisis. Dalam beberapa kasus, pasien yang koma mungkin menggunakan PEG untuk membantu menjaga nutrisi dan hidrasinya.
Salah satu kontraindikasi untuk pemasangan selang PEG adalah gangguan koagulasi yang dapat mengakibatkan perdarahan atau sumbatan pada pembuluh darah. Kontraindikasi lainnya adalah ketidakstabilan hemodinamik yang meliputi tekanan darah, denyut jantung, frekuensi pernapasan, irama pernapasan, suhu tubuh, dan lain-lain. Selain itu, pasien dengan infeksi pada dinding perut, obstruksi pada saluran keluar lambung, riwayat gastrektomi total, gastroparesis yang menyebabkan lambung tidak dapat mengosongkan isinya secara normal, dan karsinomatosis peritoneal sebaiknya tidak menjalani prosedur PEG. PEG juga tidak dapat dilakukan pada pasien yang mengalami sepsis sehingga menimbulkan reaksi radang sistemik yang luas dan asites berat atau penumpukan cairan di rongga perut.
Pasien yang menjalani pemasangan selang PEG akan berpuasa selama delapan jam sebelum prosedur dan menerima antibiotik sebagai profilaksis untuk mencegah infeksi satu jam sebelum prosedur. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk memasukkan selang PEG, antara lain teknik tarik, teknik dorong atau teknik kawat pemandu, dan metode introduser atau teknik Russel. Saat ini, teknik tarik adalah teknik yang paling umum digunakan untuk pemasangan selang PEG. Sebagian besar penyedia layanan kesehatan memasukkan selang PEG menggunakan metode endoskopi yang menggunakan alat fleksibel yang disebut sebagai endoskopi. Selama prosedur, dokter membuat sayatan kecil di perut bagian atas, memasukkan selang melalui sayatan, dan menghubungkannya ke lambung. Pasien mungkin menerima suntikan anestesi lokal di sekitar lokasi sayatan.
Keseluruhan prosedur pemasangan selang PEG kemungkinan besar hanya berlangsung antara 20 hingga 30 menit dan pasien dapat pulang ke rumah pada hari yang sama atau keesokan paginya. Setelah prosedur, pasien mungkin akan merasakan sedikit nyeri yang mungkin disebabkan oleh sayatan atau kram akibat penumpukan gas di sistem pencernaan. Rasa tidak nyaman ini biasanya akan hilang dalam waktu 24 hingga 48 jam. Pada umumnya, pemberian makan ditunda hingga hari berikutnya atau satu hingga enam jam setelah pemasangan PEG karena ada risiko lebih tinggi untuk terjadi kebocoran peritoneum setelah pemberian makan. Untuk mencegah penyumbatan selang, selang harus dibilas sebelum dan sesudah setiap pemberian makanan dan obat. Selain itu, obat-obatan harus dilarutkan dalam air sebelum diberikan dan lebih baik menggunakan obat-obatan dalam bentuk cair daripada bentuk padat untuk mengurangi risiko penyumbatan selang.
Referensi:
- Rahnemai-Azar AA, Rahnemaiazar AA, Naghshizadian R, Kurtz A, Farkas DT. Percutaneous endoscopic gastrostomy: indications, technique, complications and management. World J Gastroenterol. 2014 Jun 28;20(24):7739-51. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4069302/
- Cleveland Clinic. Percutaneous endoscopic gastrostomy (PEG) [Internet]. Cleveland: Cleveland Clinic; date of publication unknown [reviewed 2021 Apr 19] [cited 2024 Mar 19]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4911-percutaneous-endoscopic-gastrostomy-peg
- Gastroenterology Associates. Understanding percutaneous endoscopic gastrostomy [Internet]. Hagerstown: Gastroenterology Associates; date of publication unknown [cited 2024 Mar 19]. Available from: https://www.gidoc.biz/articles/asge_education_library/553774-understanding-percutaneous-endoscopic-gastrostomy/